Ngabrets Gaming – Bagi para pecinta gim FPS taktis, khususnya Valorant Indonesia, mencapai rank tinggi seperti Immortal adalah pencapaian besar. Perjalanan menuju level ini bukan hanya tentang kemampuan individu, tetapi juga strategi, konsistensi, serta kekompakan tim. Kisah kali ini menggambarkan pengalaman seorang pemain yang berhasil meraih rank Immortal untuk pertama kalinya, lengkap dengan rintangan, perjuangan, hingga momen-momen tak terlupakan di sepanjang jalan.
Setiap pemain Valorant pasti pernah merasakan masa-masa sulit saat masih berada di rank rendah seperti Iron atau Bronze. Begitu juga dengan cerita kali ini, yang dimulai dari pengalaman di rank Iron. Pada fase awal, kesulitan terbesar adalah memahami mekanik dasar gim—mulai dari recoil senjata, pemahaman map, hingga timing saat melakukan push atau retake.
Lambat laun, dengan banyak menonton turnamen profesional dan belajar dari streamer, gaya bermain mulai terbentuk. Naik ke rank Silver dan Gold menjadi bukti awal bahwa latihan memberikan hasil. Namun, naik lebih tinggi ke Platinum dan Diamond membutuhkan lebih dari sekadar mekanik. Kesadaran akan pentingnya komunikasi, penggunaan utilitas, dan membaca pola permainan lawan menjadi faktor penentu.
Ketika sudah berada di Diamond, langkah berikutnya menuju Ascendant terasa semakin berat. Lawan-lawan yang ditemui mulai memiliki strategi yang matang dan kerja sama tim yang solid. Pada tahap ini, banyak pemain yang merasa frustasi karena stuck atau mengalami penurunan rank.
Dalam cerita ini, motivasi utama bukan hanya sekadar mengejar rank, tetapi juga ingin membuktikan diri bahwa pemain dari komunitas Valorant Indonesia bisa bersaing di level tinggi. Latihan rutin dilakukan, termasuk sesi aim training selama 30 menit setiap hari, serta mencoba berbagai role untuk lebih fleksibel di dalam tim.
Ketika akhirnya berhasil mencapai Ascendant, perjalanan terasa semakin menegangkan. Setiap match terasa seperti final, karena satu kesalahan kecil bisa menentukan hasil pertandingan. Koordinasi dengan tim sangat dibutuhkan, terutama saat bermain dengan teman-teman tetap atau bahkan random teammates.
Ada satu momen yang menjadi titik balik: sebuah pertandingan di map Haven. Dengan skor ketat 12-12, pertandingan harus masuk ke overtime. Di ronde penentuan, meski sempat tertinggal 2 lawan 4, strategi retake yang matang berhasil membalikkan keadaan. Keberhasilan clutch tersebut menjadi motivasi tambahan untuk terus bermain dengan penuh percaya diri.
Baca Juga : “Cara Perbaiki Korek Dupont: Umum Hingga Solusi Profesional“
Setelah berhari-hari grind tanpa henti, akhirnya notifikasi “Immortal” muncul di layar. Rasa bangga bercampur lega langsung terasa. Semua perjuangan—mulai dari kalah berturut-turut, ditinggal rekan satu tim, hingga momen clutch yang menegangkan—akhirnya terbayar lunas.
Naik ke Immortal bukan hanya soal prestasi pribadi, melainkan juga bukti bahwa kerja keras dan konsistensi tidak akan mengkhianati hasil. Terlebih, bagi komunitas Valorant Indonesia, kisah ini menjadi inspirasi bahwa pemain lokal memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh.
Tentu saja, pencapaian ini tidak datang begitu saja. Ada beberapa strategi yang diterapkan secara konsisten:
Cerita ini tidak hanya soal satu orang yang berhasil naik ke Immortal, tetapi juga mencerminkan semangat komunitas pemain gim FPS di tanah air. Valorant Indonesia semakin berkembang pesat, terbukti dengan makin banyaknya turnamen lokal, komunitas Discord yang aktif, hingga munculnya tim-tim profesional yang mulai bersinar di kancah regional.
Pencapaian rank Immortal bisa menjadi langkah awal untuk bermimpi lebih besar, misalnya bergabung dengan tim esports profesional atau bahkan berlaga di turnamen internasional.