Ngabrets Gaming – Gelar juara Mobile Legends: Bang Bang Mid Season Cup (MSC) 2025 akhirnya jatuh ke tangan Team Liquid PH, setelah menumbangkan wakil Indonesia, ONIC Esports, dengan skor meyakinkan 4-1 di partai final. Pertandingan ini bukan hanya mempertegas dominasi Filipina di kancah MLBB, tapi juga menyisakan satu pertanyaan besar: Apa rahasia kesempurnaan Team Liquid PH hingga bisa tampil sedominan ini?
Mari kita bedah satu per satu keunggulan mereka yang membawa tim ini menjadi juara MSC 2025 dengan performa hampir tanpa celah.
Salah satu faktor utama keberhasilan Team Liquid PH adalah komposisi tim yang sangat seimbang. Mereka tidak hanya bertumpu pada pemain bintang lama seperti Pheww dan FlapTzy, tapi juga berhasil menemukan permata baru dalam sosok Zico, pemain muda yang sebelumnya belum begitu dikenal di kancah internasional.
Zico, yang bermain di posisi jungler, tampil konsisten sepanjang turnamen dengan KDA tertinggi di Grand Final. Permainannya agresif, tapi tetap terukur. Ia sering menjadi pembuka teamfight dan inisiator strategi ganking yang membuat lawan kehilangan arah.
Dengan perpaduan antara pengalaman dan semangat baru, Team Liquid PH menciptakan sinergi yang membuat mereka nyaris tak terbendung.
Tidak bisa disangkal, fase draft pick dan ban jadi salah satu senjata utama Team Liquid PH. Sepanjang MSC 2025, tim ini dikenal sangat fleksibel dalam menggunakan hero pool mereka. Di partai final melawan ONIC Esports, mereka menggunakan 19 hero berbeda dalam 5 game, mencerminkan betapa dalam dan variatif strategi mereka.
Mereka bahkan sempat menggunakan pick surprise seperti Baxia roam dan Valentina mid dalam satu game yang membuat lawan kehilangan kendali sejak early game.
Strategi drafting ini bukan hanya hasil kerja pelatih, tapi juga karena semua pemain mereka mampu memainkan banyak hero di luar meta.
Yang mungkin belum banyak diketahui publik adalah kehadiran pelatih asal Korea Selatan, Coach RAY, yang bergabung bersama Team Liquid PH pada awal tahun 2025. Dikenal dengan pendekatan analitis dan disiplin tinggi, Coach RAY mengubah pola latihan tim ini secara drastis.
Ia memperkenalkan sistem review frame-by-frame, membiasakan para pemain menganalisis kesalahan terkecil sekalipun dalam setiap pertandingan. Metode ini terbukti efektif dalam membentuk respon cepat dan keputusan mikro yang presisi, terutama dalam pertarungan 5v5.
Coach RAY juga terkenal dengan filosofi “adaptive aggression,” yaitu bermain agresif tapi dengan analisis objektif kondisi map dan rotasi musuh. Filosofi ini menjadi DNA permainan Team Liquid PH sepanjang MSC 2025.
Kemenangan di MSC bukan hanya soal mekanik atau strategi. Banyak tim tumbang karena tekanan mental. Tapi hal ini tidak terjadi pada Team Liquid PH. Dalam wawancara pasca kemenangan, kapten tim Pheww menyebut bahwa salah satu kunci utama kesuksesan mereka adalah kemampuan menjaga emosi tetap stabil, terutama saat pertandingan berlangsung panas.
Bahkan saat mereka kehilangan satu game di match ke-3 dari ONIC, wajah para pemain tetap tenang. Tidak ada emosi berlebih, tidak ada tilt. Mereka langsung bangkit di game berikutnya dan menutup seri dengan meyakinkan di skor 4-1.
Ini menunjukkan tingkat keseimbangan emosi dan mental juara yang sudah matang.
baca juga : “Pemantik Api Elektrik Inovasi Modern yang Ramah Lingkungan“
Team Liquid sebagai organisasi bukan nama baru di dunia esports. Namun, ketika mereka memutuskan membuat divisi Mobile Legends di Filipina, banyak yang meragukan. Kini, keraguan itu berubah menjadi pujian.
Team Liquid memberikan dukungan luar biasa: mulai dari fasilitas latihan esports state-of-the-art, team analyst penuh waktu, hingga ke aspek psikologi dan nutrisi untuk pemain. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Team Liquid PH adalah salah satu tim dengan sistem pendukung paling profesional di MSC 2025.
Beberapa data menarik dari performa Team Liquid PH selama MSC 2025:
Statistik ini jelas mencerminkan dominasi dari awal hingga akhir. Mereka tidak hanya menang, tapi menang dengan efisien dan superior.
Menariknya, salah satu “rahasia” yang disebut oleh pemain adalah hubungan erat antaranggota tim. Di sela-sela wawancara, Zico menyebutkan bahwa mereka sering melakukan aktivitas bersama di luar game, seperti bermain basket, karaoke, hingga liburan bareng. Hal-hal ini mungkin terdengar sepele, tapi berdampak besar pada komunikasi dan kekompakan saat bermain.
Chemistry yang solid di luar game ternyata berkontribusi besar pada sinergi mereka di Land of Dawn. “Kami bukan cuma tim, tapi sudah seperti keluarga,” ujar FlapTzy.
Dengan kemenangan ini, Team Liquid PH tidak hanya membawa pulang trofi MSC 2025, tapi juga mengukir sejarah sebagai tim debutan yang langsung menjadi juara di turnamen besar. Mereka menunjukkan bahwa kesempurnaan dalam esports bukanlah hasil instan, melainkan buah dari perencanaan matang, kerja keras, dan dukungan profesional.
Fans MLBB di seluruh dunia tentu akan menantikan kelanjutan dominasi mereka. Apakah Team Liquid PH mampu mempertahankan performanya di M5 World Championship akhir tahun nanti?
Satu hal yang pasti: Team Liquid PH bukan hanya juara MSC 2025. Mereka adalah standar baru dalam dunia kompetitif Mobile Legends.