Ngabrets Gaming – Dulu, bermain game dianggap hanya sebagai hiburan semata atau bahkan aktivitas yang membuang waktu. Namun kini, anggapan itu telah bergeser jauh. E-sports telah berkembang pesat dan menjadi industri bernilai miliaran rupiah, serta diakui sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, pemerintah mulai menjadikan e-sports sebagai prioritas nasional, terutama dengan memanfaatkan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) sebagai salah satu sarana untuk program pembangunan pemuda.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan berbagai instansi terkait telah melihat potensi besar e-sports dalam mengembangkan karakter generasi muda. Tidak hanya soal prestasi di panggung internasional, tetapi juga nilai-nilai kerja tim, disiplin, strategi, hingga peluang karier yang kini terbuka lebar di ranah digital.
Prioritas ini tidak muncul secara tiba-tiba. Statistik menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar e-sports terbesar di Asia Tenggara. Ratusan turnamen diselenggarakan setiap tahun, melibatkan ribuan pemain muda dari berbagai daerah. Hal ini menunjukkan antusiasme dan potensi luar biasa yang bisa dikelola dan diarahkan menjadi kekuatan pembangunan.
Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) menjadi salah satu game yang paling populer di Indonesia. Game ini tidak hanya mendominasi angka unduhan di toko aplikasi, tetapi juga menjadi pilar utama dalam banyak turnamen lokal dan nasional. Bahkan, di ajang SEA Games dan Asian Games, MLBB telah resmi menjadi cabang olahraga e-sports yang dipertandingkan.
Popularitas MLBB dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi pemuda, sebagai alat untuk mendekatkan program-program pembangunan kepada generasi muda. Ini bukan semata-mata untuk mencetak atlet e-sports, tapi lebih dari itu—MLBB dijadikan medium pembelajaran, pembentukan karakter, dan pengembangan potensi generasi digital.
Seiring dengan pengakuan e-sports sebagai bagian dari ekosistem olahraga nasional, muncul berbagai inisiatif untuk menjadikan MLBB sebagai media pembinaan. Berikut beberapa program yang mulai dijalankan:
Bekerja sama dengan asosiasi e-sports nasional (PBESI), pemerintah daerah dan institusi pendidikan mulai mengadakan pelatihan dasar tentang strategi bermain, komunikasi dalam tim, dan etika digital. Ini bukan hanya untuk mencari pemain berbakat, tetapi juga untuk mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan dan kerja sama.
Turnamen MLBB di tingkat sekolah, kampus, dan komunitas kini dijadikan agenda rutin. Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga membuka peluang bagi pemuda untuk menunjukkan kemampuan, memperluas jaringan, dan bahkan mendapat perhatian dari tim profesional.
MLBB juga menjadi bagian dari program inkubasi talenta, di mana para pemain muda didorong untuk tidak hanya menjadi pro player, tetapi juga caster, analis, pelatih, atau bahkan content creator. Pendekatan ini memberikan alternatif karier digital yang relevan dengan era saat ini.
Tidak semua orang tahu bagaimana menjaga etika dalam bermain game. Oleh karena itu, melalui platform MLBB, pemerintah menyisipkan kampanye literasi digital, anti-toxicity, serta pencegahan kecanduan game. Tujuannya agar aktivitas bermain tetap sehat dan positif.
Hasil awal dari integrasi MLBB ke dalam program pembangunan pemuda mulai menunjukkan dampak positif. Misalnya, banyak sekolah yang melaporkan peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, khususnya yang berbasis teknologi dan digital.
baca juga : “Jenis Pemantik Dupont Mengenal Koleksi Legendaris Nyalanya Api“
Di sisi lain, banyak pemain muda yang tadinya hanya bermain di warung internet, kini bisa tampil di panggung nasional, bahkan internasional. Kisah sukses seperti EVOS Legends, ONIC Esports, dan lainnya menjadi inspirasi bagi generasi muda bahwa hobi bisa menjadi profesi, asalkan diarahkan dengan benar.
Tidak bisa dipungkiri, untuk menjadikan e-sports sebagai prioritas nasional, diperlukan dukungan menyeluruh. Pemerintah mulai membangun infrastruktur penunjang, seperti arena e-sports di beberapa kota, pelatihan SDM (pelatih, manajer, dan teknisi), hingga regulasi yang melindungi pemain muda dari eksploitasi industri.
Dukungan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjadikan e-sports sebagai alat pemberdayaan pemuda, bukan sekadar tren sesaat.
Meski prospeknya cerah, implementasi e-sports sebagai program pembangunan pemuda tetap menghadapi sejumlah tantangan:
Namun, dengan pendekatan yang kolaboratif antara pemerintah, swasta, komunitas, dan lembaga pendidikan, tantangan-tantangan ini bisa diatasi secara bertahap.
Langkah menjadikan e-sports—khususnya MLBB—sebagai bagian dari strategi pembangunan pemuda adalah langkah strategis. Dengan populasi muda yang besar dan tingkat adopsi teknologi yang tinggi, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu kekuatan utama e-sports di dunia.
Lebih dari itu, e-sports dapat menjadi jembatan bagi transformasi digital yang inklusif, di mana anak-anak muda dari berbagai latar belakang bisa menemukan peluang baru di dunia teknologi, hiburan, dan kreativitas.
E-sports kini bukan sekadar game—ia adalah alat pembangunan. Dengan menjadikan MLBB sebagai bagian dari program pembinaan pemuda, pemerintah menunjukkan komitmen nyata dalam memanfaatkan tren digital secara positif. Ini bukan hanya soal menang dalam pertandingan, tetapi menang dalam mempersiapkan masa depan generasi muda Indonesia.
Dengan arah yang tepat, dukungan yang kuat, dan kolaborasi lintas sektor, e-sports bisa menjadi katalisator perubahan sosial dan ekonomi, menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar game terbesar, tetapi juga sebagai produsen talenta-talenta digital kelas dunia.