Ngabrets Gaming – Final MPL PH Season 15 tahun 2025 akhirnya menyuguhkan pertarungan yang tak hanya memikat mata penggemar, tetapi juga mengukuhkan dua kekuatan baru di ranah Mobile Legends Filipina: Tim Liquid PH dan Falcons. Kedua tim ini, dengan sejarah dan semangat kompetitif yang berbeda, telah berhasil menggugah antusiasme jutaan penonton dari berbagai penjuru dunia. Laga ini bukan sekadar pertandingan final biasa—ini adalah mimbar pertarungan terpanas yang pernah tersaji di MPL PH.
Liquid PH, yang merupakan hasil kerja sama strategis antara Liquid Global dan bakat-bakat lokal Filipina, sempat diragukan di awal musim. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka menjelma menjadi kekuatan dominan dengan gaya bermain yang agresif, map control yang presisi, dan eksekusi objektif yang disiplin. Pemain seperti Exort, BenThings, dan Killuash mampu menyatu dalam harmoni strategi yang mematikan.
Di sisi lain, Falcons—tim yang awalnya hanyalah kuda hitam MPL PH 2025—berhasil menyalakan kejutan demi kejutan. Kemenangan mereka atas tim-tim raksasa seperti Blacklist International dan ECHO membuat banyak orang menyadari bahwa Falcons bukan sekadar penggembira. Mereka adalah ancaman nyata. Dipimpin oleh kapten flamboyan CZY, Falcons menghadirkan draft unik dan gameplay tak terduga.
Final yang digelar di Mall of Asia Arena pada 30 Juli 2025 lalu menyuguhkan atmosfer yang luar biasa. Ribuan fans memadati arena, dan jutaan lainnya menyaksikan melalui siaran langsung. Sejak game pertama, tensi langsung meninggi. Falcons memulai dengan draft mengejutkan: memilih Helcurt untuk CZY—sesuatu yang jarang dipakai di level turnamen besar.
Liquid PH tak tinggal diam. Mereka langsung merespons dengan kombo Yve dan Fredrinn yang dikenal ampuh untuk mengontrol teamfight. Game pertama berlangsung selama 24 menit dan penuh aksi sengit. Falcons sempat unggul secara kill, namun Liquid bermain disiplin dan menutup game lewat lord ketiga.
Skor 1-0 untuk Liquid PH tak membuat Falcons gentar. Mereka bangkit di game kedua dengan performa gemilang dari XNova yang menggunakan Khufra. Falcons menyamakan kedudukan 1-1, dan laga pun semakin memanas.
Yang menarik dari laga ini adalah bagaimana kedua tim memanfaatkan meta yang berkembang di patch MPL PH terbaru. Jungler fleksibel seperti Baxia, Lancelot, dan Akai kembali populer, namun kunci kemenangan ada pada penguasaan EXP lane dan rotasi mid-lane.
Liquid PH dikenal solid dalam mengatur tempo rotasi, sementara Falcons lebih adaptif dan eksperimental. Di game ketiga, Falcons kembali melakukan kejutan dengan memilih Kadita jungle—sesuatu yang belum pernah terlihat di musim ini. Sayangnya, eksekusi tidak sebaik teorinya, dan Liquid mengambil alih laga dengan dominasi penuh.
Game keempat menjadi titik balik: Falcons memaksa game kelima setelah memainkan permainan defensif yang luar biasa. Turtle dan Lord menjadi rebutan berdarah, dan permainan CZY di hero Ling benar-benar menyulitkan pertahanan Liquid.
baca juga : “Seni Presisi Dupont Mengukir Keanggunan dalam Setiap Karya“
Game terakhir menjadi mimbar adu mental, adu strategi, dan adu eksekusi. Draft terakhir menunjukkan siapa yang lebih siap: Liquid memilih pick comfort dengan Pharsa dan Balmond, sementara Falcons mengandalkan sustain dengan Esmeralda dan Valentina.
Laga berlangsung selama 31 menit. Falcons unggul objektif, tetapi Liquid PH menunjukkan ketangguhan dalam teamfight. Momen penentu terjadi saat Lord ketiga berhasil diamankan Liquid, dan push terakhir menghancurkan base Falcons.
Skor akhir: Liquid PH 3 – 2 Falcons.
Tangisan, teriakan, dan pelukan menyelimuti arena. Para pemain Liquid bersujud, sementara Falcons mendapat standing ovation atas performa epik mereka.
Kemenangan Liquid PH bukan hanya soal trofi. Ini tentang bagaimana mereka menetapkan standar baru dalam kompetisi MPL. Mereka membuktikan bahwa konsistensi, kekompakan tim, dan pembacaan meta yang tepat bisa mengalahkan kejutan strategi.
Falcons juga tak kalah penting. Meski gagal membawa pulang gelar, mereka telah mengubah persepsi publik tentang siapa yang pantas disebut elite. Jika mereka mempertahankan roster dan memperkuat mental game, bukan tidak mungkin mereka akan kembali lebih kuat di Season 16.