Ngabrets Gaming – Bagi generasi 90-an hingga awal 2000-an, game sepak bola menjadi bagian penting dari masa remaja. Saat itu, rental PlayStation menjadi tempat berkumpul anak-anak sekolah yang ingin menghabiskan waktu dengan bermain gim bersama teman-teman. Dari sekadar hobi, lahirlah ikatan sosial yang begitu kuat. Perjalanan dari Winning Eleven, berlanjut ke Pro Evolution Soccer (PES), hingga kini dikenal dengan nama eFootball, menjadi cerita panjang yang penuh nostalgia. Dari PES ke eFootball, tersimpan kisah transformasi yang tidak hanya menyentuh dunia gim, tetapi juga gaya hidup anak muda.
Rental PS bukan sekadar tempat bermain gim, tetapi juga arena persahabatan. Suara riuh tawa, teriakan saat gol tercipta, hingga perdebatan mengenai siapa pemain terbaik menjadi bumbu khas yang sulit dilupakan. Saat itu, bermain PES adalah hal yang paling dinanti selepas pulang sekolah.
Anak-anak biasanya merogoh kocek dari uang jajan mereka untuk bisa bermain satu jam. Tidak jarang, permainan dilakukan dalam format turnamen kecil antar teman. Bagi banyak orang, pengalaman ini jauh lebih berkesan dibanding sekadar bermain gim di rumah.
Baca Juga : “Panduan Perawatan ST Dupont: Menjaga Keindahan Abadi“
Sekitar tahun 2001 hingga 2010, PES benar-benar berada di puncak kejayaannya. Gameplay yang realistis, kontrol yang responsif, dan lisensi sebagian klub besar membuatnya lebih unggul dibanding kompetitor. Nama-nama seperti Adriano, Totti, Ronaldinho, dan Thierry Henry begitu melekat di memori para pemain karena kekuatan mereka di dalam gim.
Di Indonesia, PES bahkan menjadi “agama kedua” bagi para pecinta bola. Turnamen kecil di rental hingga kompetisi skala nasional mulai bermunculan. Rental PS mendadak ramai saat ada rilis terbaru PES, karena semua orang ingin mencoba fitur dan update terbaru.
Perjalanan panjang ini akhirnya mengalami titik balik ketika Konami memutuskan mengganti nama PES menjadi eFootball pada tahun 2021. Keputusan tersebut menandai era baru, di mana gim sepak bola ini tidak lagi sekadar dijual dalam bentuk rilisan tahunan, tetapi menjadi platform gratis dengan pembaruan berkelanjutan.
Dari PES ke eFootball, transformasi ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan penggemar. Sebagian pemain merasa kehilangan atmosfer klasik yang melekat pada PES, sementara sebagian lain menyambut baik model baru yang lebih modern dan selaras dengan tren games as a service.
Meski ambisius, peluncuran eFootball tidak berjalan mulus. Banyak bug, grafis yang dianggap menurun, serta gameplay yang kurang memuaskan membuatnya banjir kritik. Media sosial sempat ramai dengan meme yang membandingkan eFootball dengan pendahulunya.
Namun, Konami terus melakukan perbaikan. Seiring waktu, kualitas eFootball mulai meningkat. Update rutin, perbaikan bug, dan penambahan konten membuat perlahan pemain kembali melirik gim ini.
Perubahan ini juga membawa dampak besar pada dunia esports. Jika dulu turnamen PES hanya sebatas komunitas, kini eFootball hadir dalam skala global dengan liga resmi, kompetisi internasional, dan hadiah besar. Hal ini menunjukkan bahwa sepak bola virtual tidak hanya soal nostalgia, tetapi juga masa depan industri game.
Anak-anak yang dulu bermain di rental PS kini bisa melihat generasi baru bertanding di panggung dunia. Sebuah perjalanan panjang yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Meski kini gim bisa diakses secara online dari rumah masing-masing, semangat kebersamaan anak rental PS tetap hidup. Grup WhatsApp, Discord, hingga komunitas online menggantikan fungsi rental sebagai tempat berkumpul. Perdebatan tentang strategi, pemain favorit, hingga momen gol dramatis tetap menjadi bagian tak terpisahkan.
Bagi generasi lama, nama PES tetap memiliki tempat spesial di hati. Namun, perjalanan Dari PES ke eFootball adalah bukti nyata bahwa gim terus berevolusi mengikuti zaman. Transformasi ini bukan hanya sekadar perubahan nama, melainkan juga perubahan cara orang bermain, berkompetisi, dan berinteraksi.
Bagi sebagian orang, bermain eFootball adalah nostalgia yang berlanjut, sebuah jembatan antara masa kecil di rental PS dengan dunia modern penuh teknologi. Setiap update baru seakan mengingatkan bahwa permainan yang dulu hanya hiburan murah meriah kini menjadi bagian dari industri global bernilai miliaran dolar.